Hukum Bisnis Trading Forex Menurut Islam
Unsplash

Hukum Bisnis Trading Forex Menurut Islam

Beberapa erti saham perusahaan profil luhur baru-baru ini jatuh di Pura Efek Australia menyoroti bahaya yang ditimbulkan bagi pemegang sero biasa dari perdagangan bedengan saham skala besar dengan direktur perusahaan yang terdaftar. Amat dramatisnya konsekuensi sehingga lain ada investor ekuitas nang mampu mengabaikan pelajaran tersebut.

Kepemilikan andil yang signifikan oleh administrator di perusahaan yang terdaftar secara konvensional dipandang baik sebagai pengharmonisan kepentingan eksekutif dan pemegang bagian swasta lainnya, tetapi cita-cita ini dapat secara menghebohkan dikompromikan dalam kasus di mana kepemilikan bagian besar tersebut telah digabungkan melalui, dengan tetap aman untuk, batas Pinjaman.

Direksi yang memanfaatkan derajat jauh di luar kapasitas mereka untuk memenuhi nama margin dapat menciptakan bencana yang diketahui dan becus diterima untuk diri mereka batang tubuh tetapi tindakan mereka tak terhindarkan juga menciptakan bencana yang signifikan tetapi terselubung dan biasanya tidak terduga belah pemegang saham lainnya.

Hukum Bisnis Trading Forex Menurut Islam

Pada eksposur di licin yang jatuh, konsekuensinya ahli menghancurkan semua pihak.
Pada dasarnya perniagaan margin melibatkan pinjaman dengan perantara untuk membeli sero di deposito dengan bagian yang dibeli ditahan bagai jaminan untuk pinjaman. Ajak semua investasi leverage, siap potensi keuntungan dan bencana yang diperkuat, tetapi bahaya tambahan tertentu melekat bermula perdagangan margin saham.

Bergantung mulai saham tertentu yang dibeli bersama tunduk pada kriteria akun bedengan lainnya seperti pemeliharaan selisih minimum, investor swasta bisa jadi dapat meminjam, katakanlah, 50 pinjaman bersama nilai agunan harus dipertahankan saban saat – karenanya 50, bersama pengaruh yang dirasakan eksekutif terhadap perusahaan dan hierarki bisnis, pembelian semacam itu bakal membawa ke broker margin. Selesai margin direktur hanya 20 dari harga pembelian satu miliun $10 saham melalui blantik margin.

Pinjaman berjumlah $8 miliun dengan $2 juta “ekuitas” disiapkan bersama-sama direktur untuk menyelesaikan pembelian $10 juta. Selanjutnya, akad perdagangan margin menyatakan maka minimal 80 dengan biji pasar $9 per sero akan mengurangi kepemilikan manajer atas 1 juta sero menjadi nilai $9 juta, tetapi masih membawa utang $8 juta dan oleh karena itu melanggar 80 kerugian) hendak kemudian dilayani dengan “margin call” buat $1 juta lebih landung untuk membangun kembali budi pinjaman/aset asli.

BACA JUGA  Hukum Trading Forex Di Indonesia

Kegagalan buat memenuhi panggilan akan meminta keadaan yang memungkinkan broker batasan untuk menjual beberapa holding perlu menetapkan kembali 80 nan diperlukan dalam harga saham $10 menjadi $8 akan melihat ekuitas awal $2 miliun direktur dihapuskan sama benar-benar dan, jika tidak terhidang margin call terpenuhi, calo kemungkinan besar akan membuang kaum holding dengan harga ideal untuk meminimalkan kerugian.

Terlepas dari tekanan volume semata, iklan negatif yang menyertai dengan persyaratan pengungkapan bursa sero mungkin akan membuat definisi saham perusahaan hancur sungguhpun perusahaan tersebut mungkin awet sebagai perusahaan yang layak. Tiap(-tiap) kekurangan dalam pemulihan bersama-sama broker melalui penjualan andil yang dipegang sebagai cagar akan tetap menjadi beban terhadap direktur.
Dalam situasi ini, pemegang saham swasta menjadi korban tak curiga dari risiko yang bahkan tidak mereka ketahui ada.

Skenario ini jauh dari akademis. Dalam kira-kira kasus Australia yang saat ini menonjol, pelepasan kepemilikan direksi, eksekutif, bersama pihak terkait memang agak menyebabkan harga saham dipangkas, inventarisasi bursa saham ditangguhkan, direktur dan eksekutif kehilangan aktivitas mereka dengan seluruh kepemilikan bagian perusahaan mereka dimusnahkan. Barang bawaan pribadi residual diduga fadil dalam beberapa kasus. Akibatnya, penanam modal swasta juga mengalami kemerosotan nilai besar-besaran dalam bilangan kepemilikan mereka sendiri.

Tak demi dikatakan, perusahaan mana jua yang mengalami nasib seakan-akan itu akan merasa damping tidak mungkin untuk meningkatkan kekayaan ekuitas baru dan bakal membayar banyak untuk utang – lebih-lebih lagi di dunia yang bahaya kredit saat ini. Bersama asumsi perusahaan dapat awet pelarut, penjualan aset yang agresif menjadi pilihan amat logis untuk mendanai acara restrukturisasi.
Investor swasta yang berpartisipasi dalam perdagangan margin di perusahaan yang sama mungkin mengalami nasib yang sama dengan jumlah direktur, meskipun tanpa kehilangan pekerjaan.
Studi afair yang lebih rinci siap melalui tautan sumber daya.

BACA JUGA  Aplikasi Trading Saham Syariah

Seperti nan ditunjukkan oleh studi kasus, akibat dari default margin call nang besar dapat meluas bersama menghancurkan, secara serius mempengaruhi apalagi investor yang dijamin di perusahaan terkait.
Jadi, bagaimana investor independen harus waspada terhadap dampak yang tidak diinginkan mulai investasi yang tampaknya pas masuk akal?

Seperti yang agak kita bahas, perdagangan batasan yang berpotensi merusak atas direktur dan eksekutif bisa jadi sulit dideteksi, tetapi jumlah petunjuk mungkin tersedia bersama-sama pengumuman bursa. Lebih benar lagi, tanyakan saja kepada Pimpinan Perusahaan melalui koneksi pribadi atau dalam Erat Umum Pemegang Saham Tahunan. Perusahaan-perusahaan nan mampu melaporkan hal-hal nang bersih sehubungan dengan aktivitas-aktivitas seperti itu kemungkinan besar akan dengan senang hati melakukannya. Selidiki nan lain.

Dalam kasus baru-baru ini, ternyata bukan hanya direksi yang membeli sero dengan margin untuk faedah mereka sendiri, tetapi jua memperdagangkan saham tercatat lainnya dengan ekuitas atas nama Perseroan. Tak perlu dikatakan, perusahaan dengan pemegang sahamnya dengan cepat kehilangan jutaan dolar dengan pasar mengalami perubahan arah yang sederhana.

Untuk investor swasta, ialah saran yang baik perlu menghindari perdagangan margin bersama broker margin sama sekali. Namun, ini bukan sepenuhnya mengecualikan pembelian bagian dengan leverage, yang awet merupakan strategi investasi nan valid dalam keadaan tertentu. Namun, ini menempatkan diferensiasi penting antara pemodal, calo saham dan pemegang saham.

Dalam kejadian perdagangan margin Australia baru-baru ini, kaum investor swasta dilaporkan menyita dengan menjual seluruh portofolio ekuitas mereka buat mengganti pemodal margin, sebuah bank besar. Apakala pialang margin runtuh, penanam modal swasta dibiarkan sebagai kreditur tak jaminan dari pialang nang gagal. Prospek pemulihan bermula posisi ini memang bakal suram.

BACA JUGA  Hukum Trading Forex Menurut Muhammadiyah

Pada saat cara nang semakin kompleks untuk memperdagangkan lelas saham tradisional, seperti opsi, short selling, pinjaman andil dan perdagangan margin, penyandang dana perlu menyadari bahwa harapan baru untuk keuntungan asing biasa juga datang bersama risiko baru yang luar biasa. Beberapa mungkin laten di balik jubah “ketidakmaterian”, meskipun konsekuensi potensialnya bisa menjadi bencana.

Singkatnya, penyandang dana ritel dapat meminimalkan deskripsi risiko perdagangan margin dan mengambil beberapa tindakan pencegahan:
Perlakukan firma dengan pertumbuhan sangat klasik dengan hati-hati Perusahaan-perusahaan ini bersama eksekutif senior mereka bisa paling rentan terhadap daya tarik imbalan besar yang ditawarkan oleh perdagangan batasan yang serius, sambil mengabaikan ancaman luar biasa bagi jasad mereka sendiri dan famili lain.

Selidiki pengumuman dan berita pasar saham yang ada untuk mendeteksi praktik perdagangan margin yang melibatkan saham utama, termasuk direktur, eksekutif, dan pihak terkait. Ini barangkali sulit ditemukan dan ditafsirkan, akan tetapi ada.

Tanyakan saja kepada dewan perusahaan apakah direktur dengan eksekutif atau bahkan perusahaan itu sendiri terlibat dalam perdagangan margin saham perusahaan itu sendiri – misal jawabannya ya, maka menjauhlah.
Juga tanyakan apakah anggaran pemegang saham digunakan demi memperdagangkan saham perusahaan asing – ada juga ancaman tersembunyi di sana.

“Hindari operasi pribadi dari akun perdagangan saham margin – sanggam di tempat lain jika Anda berencana menggunakan leverage demi pembelian saham.
“Pastikan bahwa beberapa saham yang Anda belanja dengan leverage terdaftar atas nama Anda sendiri bagi menghindari kemungkinan sekuestrasi bersama-sama kreditur berpangkat lebih luhur jika bisnis pialang sero Anda runtuh.

Pada akhirnya, pembeberan perdagangan margin oleh manajer perusahaan, eksekutif, dan kelompok terkait mungkin menjadi harus berdasarkan aturan IPO, akan tetapi sampai saat itu, penyandang dana saham perlu memasukkan “risiko perniagaan margin” sebagai faktor berbeda dalam keputusan mereka sendiri.